top of page
Cari
All Post


Bastian Chapter 109
Warning: Chapter ini mengandung adengan kekerasan dan pemaksaan. Adik-adik dilarang mendekat !!!
Odette telah melakukan yang terbaik untuk melawan, tetapi pada akhirnya, ia tidak bisa mengatasi kekuatan Bastian. Pria itu merobek gaunnya dari tubuhnya, tidak memberinya kesempatan untuk melawan.
-
6 hari yang lalu6 menit membaca


Bastian Chapter 108
Odette tidak ingat bagaimana ia berhasil kembali ke lorong menuju kamar tidur utama. Sensasi kakinya bergerak sendiri membuatnya sedikit bingung. Ia berjalan dengan tangan terkunci di depan, seperti sedang berdoa. Dan saat kesadarannya yang tumpul muncul kembali, di sinilah ia berada.
Bastian pulang jauh lebih cepat dari yang ia duga, hanya untuk berangkat lagi beberapa menit kemudian. Ia menuju istana, tempat ia akan merundingkan pembubaran akhir pernikahan mereka.
Odette
-
6 hari yang lalu5 menit membaca


Bastian Chapter 107
"Saya benar-benar minta maaf," Nick Becker terus mengulangi. Odette menenangkannya dengan senyum lembut saat ia meletakkan cangkir tehnya.
"Tidak apa-apa, Tuan Becker, jangan khawatir."
"Saya akan membujuk Tira."
"Semakin kau mencoba, semakin dia akan menolak. Dia anak yang sangat keras kepala." Odette tidak bisa menahan perasaan sedih yang tidak bisa dihapus saat melihat kursi kosong di sebelah Nick.
Pada akhirnya, semuanya berjalan sesuai keinginannya. Keduanya memutusk
-
25 Sep5 menit membaca


Bastian Chapter 106
"Sebaiknya kau jaga martabatmu, Lady Laviere," kata Bastian, menjauhkan Sandrine sejauh satu kaki darinya. Suaranya sedingin es dan napasnya memburu.
Ia merapikan jubahnya, berusaha menyembunyikan gairah yang terus ingin mengintip dari lipatan jubahnya. Sandrine mencoba mendekatinya sekali lagi, tetapi Bastian dengan tegas menjaga jarak. Tatapannya sangat teguh.
"Bastian?" kata Sandrine, menolak untuk menerima penolakan darinya. Tonjolan itu adalah bukti nyata bahwa Bastian
-
21 Sep6 menit membaca


Bastian Chapter 105
"Kurasa sudah waktunya aku pergi," kata Odette dengan tenang di seberang meja kartu.
Bastian melihat melalui kepulan asap cerutu, sementara Sandrine sibuk mengocok kartu untuk permainan berikutnya, juga mendongak dari apa yang ia lakukan. Odette memberikan mereka senyum hangat, seperti nyonya rumah yang ramah.
"Sepertinya aku minum terlalu banyak. Aku minta maaf karena tidak bisa melayanimu, Lady Laviere."
"Tenang saja, aku baik-baik saja. Pikirkan kesehatanmu, kau tidak perl
-
20 Sep5 menit membaca


Bastian Chapter 104
Odette memiliki selera yang sempurna, terlihat dari sentuhan aksen berwarna krem di ruang tamu. Penataan perabotan klasik, yang mungkin terlihat norak di tempat lain, justru meninggalkan kesan hangat pada Sandrine.
"Nyonya telah kembali," kata seorang pelayan, mengumumkan kedatangan nyonya rumah.
"Terima kasih," jawab Sandrine.
Ia duduk di sofa yang cerah, membuat dirinya nyaman. Sandrine mengamati meja resepsi yang dipenuhi minuman untuk para tamu. Ia tidak bisa tidak memper
-
19 Sep5 menit membaca


Bastian Chapter 103
“Apa aku harus melakukannya?” kata Tira ragu-ragu.
Odette yang tadinya menatap keluar jendela, kini berbalik menghadap Tira dan tunangannya. Keduanya membalas tatapan Odette dengan gugup.
“Ya, itu syarat yang akan memungkinkanmu untuk menikah.”
“Kita tidak bisa begitu saja pergi ke luar negeri. Nick juga merasakan hal yang sama.” Tira melirik Nick, mencari dukungan dan kepastian.
Odette menyesap tehnya, lalu dengan tenang berkata, “Apa Tuan Becker tidak bisa bicara sendiri?”
-
19 Sep5 menit membaca


Bastian Chapter 102
"Terima kasih sudah menepati janjimu," kata Odette, mengungkapkan perasaan sejatinya di akhir makan malam.
Bastian meletakkan peralatan makannya dan mendongak, menatap Odette yang telah membuang segala kepura-puraan dan senyum palsunya. Sikapnya menunjukkan perubahan radikal, jauh berbeda dari istri yang patuh seperti sebelumnya.
"Berkat kemurahan hatimu, Tira berhasil lulus dengan baik," kata Odette, berusaha tetap tenang.
Kemurahan hati.
Senyum kosong tersungging di bibir B
-
18 Sep5 menit membaca


A Barbaric Proposal Chapter 100
Setelah berpikir panjang, Liene hanya tahu satu hal: ia tidak ingin mengubah hubungan mereka karena alasan yang belum terjadi.
Pikirannya melayang.
Jika kau menderita karena kutukan itu, hatiku akan sangat tersiksa, tetapi rasa sakitnya tidak akan lebih menyakitkan daripada kehilangan dirimu.
[Black] "Apa yang kau pikirkan sampai memasang wajah seperti itu?"
Liene tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Lalu, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Black dan berbisik pelan.
[Liene
-
17 Sep8 menit membaca


Bastian Chapter 101
Cahaya lembut matahari pagi yang masuk melalui jendela menerangi tempat tidur. Terangnya cahaya itu memaksa Odette untuk bangun dari tidurnya. Ia butuh beberapa saat untuk mengingat di mana ia berada.
Sudah tiga hari, tidak, empat hari, sejak pemakaman ayahnya dan, yang lebih tragis, kepulangan Bastian.
Ia bangkit dari tempat tidur dengan desahan lelah. Ia duduk di tepi ranjang. Beban untuk menghadapi hari sudah terasa berat di pundaknya, dan ia menunda-nunda dengan menghit
-
16 Sep6 menit membaca
bottom of page