top of page
Cari
All Post


A Barbaric Proposal Chapter 99
[Liene] "Aduh."
Saat berjalan, Liene menyadari bahwa labirin itu terbagi menjadi dua bagian: area perangkap dan jalan setapak.
Area perangkap dipenuhi benda-benda keras menonjol yang melukai kakinya, sedangkan jalan setapaknya rata. Ia merasa telapak kakinya tidak sakit sama sekali. Ia yakin jalur yang rata ini akan membawanya ke kastil.
[Liene] "..."
Liene berhenti sejenak di tempat jalur setapak berakhir.
[Liene] "Di sini, perangkapnya berhenti."
Ia meraba-raba lantai da
-
16 Sep7 menit membaca
Â
Â
Â


A Barbaric Proposal Chapter 98
[Liene] "Aduh!"
Telapak kakiku terasa perih, sepertinya robek.
Liene kembali membungkuk dan meraba-raba lantai yang dipenuhi benda-benda keras menonjol.
[Liene] "Sepertinya ini jalan yang benar."
Sensasi di kakinya mirip dengan yang ia rasakan sebelumnya, saat ia diculik pertama kali oleh Klima. Ia ingat telapak kakinya terasa sangat sakit saat menapak di area tersebut.
[Liene] "Tapi... aneh."
Pikiran itu juga pernah terlintas di benaknya sebelumnya. Bahwa jalan setapak itu
-
15 Sep7 menit membaca
Â
Â
Â


A Barbaric Proposal Chapter 97
[Liene] "..."
Liene mengeluarkan teriakan tertahan dan membuang muka. Gestur yang menunjukkan ia lebih memilih disentuh oleh serangga daripada disentuh Lafitte.
[Lafitte] "Kau menolakku? Bahkan setelah aku mengatakan apa saja pengorbananku?"
[Liene] "Ugh! Uhuk!"
[Lafitte] "Bagaimana kau bisa begitu! Bagaimana mungkin!"
Lafitte mencengkeram jubah Liene dan menarik tubuhnya yang terjatuh.
[Lafitte] "Bagaimana!"
[Weroz] "Hentikan! Apa kau berpikir bisa menyentuh Putri sembara
-
12 Sep7 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 100
Menurut pemberitahuan di pintu kapel, pemakaman akan dimulai pada siang hari. Dengan santai, Bastian mengeluarkan sebungkus rokok dari sakunya dan melihat jam tangannya. Lima belas menit lagi sampai waktu yang dijadwalkan.
Burung gagak turun dari langit yang tinggi, sayap mereka meluncur ke bawah untuk merangkul pemakaman yang sepi. Bastian melihat ke atas ke katedral. Meskipun penampilannya hancur, tempat itu masih memiliki pesona elegan tertentu. Masa lalunya yang megah, di
-
10 Sep5 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 99
"Hanya begini saja? Pemakaman di pedesaan?"
Setelah mengucapkan belasungkawa, Marchioness Demel berbalik dan menghela napas dalam-dalam. Suaminya, Laksamana Demel, melihat sekeliling kapel kecil itu dengan perasaan campur aduk. Sulit dipercaya bahwa hanya ini yang tersisa untuk pria hebat sepertinya, suami dari wanita angkuh dan keturunan dari keluarga terhormat. Seseorang yang telah mencapai puncak aristokrasi kekaisaran.
"Betapa tidak baiknya Yang Mulia, terlepas dari keben
-
10 Sep5 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 98
Akhirnya, Isabelle dan Odette bertemu. Pertemuan kembali kedua sepupu yang pernah terlibat dengan pria yang sama adalah acara yang sangat dinantikan.
Sandrine, setelah selesai bertukar salam formal, mendekati kelompok tempat percakapan sedang berlangsung.
"Aku sangat tidak dewasa saat itu," kata Isabelle, sebuah senyum tipis di wajahnya.
"Yah, Anda pasti telah menjadi dewasa selama pernikahan Anda, dan menjadi ibu tampaknya telah melunakkan Anda dengan cukup baik," bisik Coun
-
10 Sep6 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 97
"Bahkan setelah menikah dan punya anak, dia masih sekeras kepala seperti dulu. Rasanya aku akan masuk peti mati duluan sebelum Isabelle jadi penurut," ujar Countess Trier dengan suara tajam, mengatasi deru gerbong kereta.
"Tidak apa-apa, Countess," sebuah senyum tipis muncul di wajah Odette. Sang Countess menutup kipasnya dan mendecakkan lidah.
Isabelle, ditemani suami dan putranya, berkunjung ke Berg. Ia disambut dengan upacara megah, menandai kunjungan kenegaraan pertamanya
-
9 Sep4 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 96
Hari ini, sama seperti sebelumnya, tukang pos mengunjungi mansion pada pukul dua siang. Saat yang tepat ketika matahari sore menerangi Teluk Ardenne dengan rona keemasan yang memukau.
Pembantu rumah tangga, setelah mengambil surat-surat, berjalan menuju ruang kerja. Odette duduk di meja dekat jendela yang menghadap ke laut. Tempat itu menjadi surga baginya dan tempat di mana ia menghabiskan sebagian besar waktunya.
Dora mengamati tumpukan dokumen. "Mengapa Anda tidak mendeleg
-
9 Sep5 menit membaca
Â
Â
Â


Bastian Chapter 95
Bastian mengucapkan selamat tinggal pada Ardenne saat fajar, mengakhiri festival angkatan laut yang telah berlangsung selama seminggu. Ekspresi muram terpancar di wajah para pelayan yang berbaris di aula depan, sebuah cerminan dari hujan yang dimulai semalam dan membebani suasana.
Bastian dengan tenang naik ke mobil yang menunggu, ia tidak terlihat seperti seorang prajurit yang akan pergi ke pos yang sulit. Lovis, sang kepala pelayan, mengawasi dengan sedikit khawatir saat mo
-
9 Sep5 menit membaca
Â
Â
Â


A Barbaric Proposal Chapter 96
※ Ternan Kleinfelter ※ [Black] "Kerja bagus." Itulah kata yang diucapkannya saat melihat Ternan Kleinfelter diseret oleh prajurit. Wajar...
-
9 Sep7 menit membaca
Â
Â
Â
bottom of page