;
top of page

A Barbaric Proposal Chapter 98

  • 15 Sep
  • 7 menit membaca

Diperbarui: 16 Sep

※Utusan Putri Sharka※

[Liene] "Aduh!"

Telapak kakiknya terasa perih, sepertinya robek.

Liene kembali membungkuk dan meraba-raba lantai yang dipenuhi benda-benda keras menonjol.

[Liene] "Sepertinya ini jalan yang benar."

Sensasi di kakinya mirip dengan yang ia rasakan sebelumnya, saat ia diculik pertama kali oleh Klima. Ia ingat telapak kakinya terasa sangat sakit saat menapak di area tersebut.

[Liene] "Tapi... aneh."

Pikiran itu juga pernah terlintas di benaknya sebelumnya. Bahwa jalan setapak itu terasa seperti labirin dan tidak terbentuk secara alami. Setelah meraba lantai, keyakinan Liene semakin kuat.

[Liene] "Jaraknya sangat teratur."

Benda-benda yang menonjol tersusun sangat teratur, tidak mungkin hanya sekadar batu.

[Liene] "Ini... pasti dibuat oleh seseorang."

Ia tidak perlu berpikir lama untuk mengetahui siapa pembuatnya. Jalan yang hanya diizinkan untuk darah Gainers. Jalan yang hanya diketahui oleh Gainers. Sang pembuatnya pun pasti seorang Gainers.

Jantung Liene tiba-tiba berdebar kencang.

[Liene] "Mungkinkah jalan ini... berhubungan dengan kekuatan dewa?"

Jalan itu berada di belakang sembilan air terjun, di bukit yang menjadi lokasi Kastil Nauk. Mungkin saja, tepat di atas kepalanya adalah ruang bawah tanah kastil.

[Liene] "Mereka bilang kekuatan dewa adalah air."

Air. Sembilan air terjun. Perangkat misterius. Rahasia keluarga kerajaan Gainers. Dan kunci yang ingin dicuri oleh keluarga Kleinfelter. Rasanya seperti Liene bisa menyentuh rahasia itu dengan ujung jarinya. Namun, ia masih belum bisa memahaminya dengan jelas.

[Liene] "Astaga, ini membuatku gila. Seperti apa sebenarnya Kekuatan Dewa itu?"

Keluar dari labirin adalah prioritas utamanya sekarang. Liene terus berjalan, memegang erat dadanya yang berdebar-debar.

Black, yang meninggalkan kuil, dengan cepat kembali ke Kastil Nauk. Saat berangkat mereka berjumlah delapan orang, tetapi kini hanya tersisa dua: Black dan Fermos. Sisanya berada di Alun-Alun Dewa.

Mereka memasang tiang pancang di tengah alun-alun dan menggantung Ternan Kleinfelter beserta para pekerjanya. Black yakin, dengan tindakan tersebut, pesan bahwa mereka telah menyandera para pengkhianat akan tersampaikan dengan jelas.

[Randall] "Yang Mulia! Ada yang perlu saya sampaikan...!"

Melihat Black melompat turun dari kudanya bahkan sebelum kudanya berhenti, Randall membuka mulutnya, siap menghadapi risiko.

SREET!

[Randall] "...!"

Tiba-tiba, leher Randall dicekik, dan kakinya terangkat dari tanah. Mata biru Black yang biasanya tenang, kini berkilauan seolah tidak memiliki warna.

[Black] "Jika sesuatu terjadi pada Liene."

Bibirnya bergerak. Wajahnya tampak seperti patung batu yang berbicara.

[Black] "Kalian semua! Bersiaplah untuk mati! Tidak ada yang tersisa. Semuanya."

[Randall] "Ugh, baik... baiklah...!"

BRAK!

Black menghempaskan Randall ke bawah. Fermos mengejar Black yang berlari ke dalam istana dan bertanya pada Randall

[Fermos] "Di mana Renfel?"

[Randall] "Dia... uhuk! Dia terkena racun."

[Fermos] "Racun? Apa gejalanya?"

[Randall] "Dia tidak mati... tapi tidak sadarkan diri. Dia demam, tapi tidak terlalu tinggi... Ada ruam di punggung tangannya, dan dokter bilang ruam itu mungkin disebabkan oleh racun."

[Fermos] "Itu racun yang sama. Kau sudah melepas bajunya?"

[Randall] "Sudah."

[Fermos] "Aku harus memeriksanya. Apa tabib ada di dekat sini? Minta seseorang membawa bahan-bahan untuk membuat penawar. Dan bagaimana dengan berandalan dari Alito?"

[Randall] "Berandalan itu juga pingsan di sebelah Renfel. Pelayannya sedang diinterogasi. Kami menyita surat yang dibawa oleh utusan. Suratnya berisi berita bahwa Pangeran Bassed dari Kerajaan Sharka sudah meninggal. Utusan yang membawa surat melarikan diri, tetapi kami sudah menemukan dan mengurungnya. Dia juga sedang diinterogasi."

[Fermos] "Berikan penawar sebagai imbalan. Katakan padanya tidak akan ada penawar untuk Pangeran Dieren kecuali dia memberitahu semua yang ia ketahui."

[Randall] "Baik, Tuan."

[Fermos] "Hanya untuk berjaga-jaga jika ada alasan darimu bisa diterima, tapi bagaimana semuanya bisa terjadi?"

[Randall] "Komandan Penjaga berkhianat. Jadi, para penjaga tertipu, dan kami tidak bisa bereaksi dengan cepat."

Akibatnya, banyak waktu berharga yang terbuang. Tiwakan yang tidak lagi mempercayai penjaga, mencoret mereka dari tim pencarian, yang menyebabkan ketegangan.

[Fermos] "Apa? Komandan Penjaga, pria yang hilang sebulan lalu?"

[Randall] "Benar."

[Fermos] "Hah, bagaimana mungkin... Aku bisa gila."

Randall mengerucutkan bibirnya, tampak sangat sedih.

[Randall] "Tolong, bisakah Anda bicara baik-baik dengan Lord Tiwakan? Siapa yang bisa mengetahui dia akan menjadi pengkhianat! Bukankah dia orang kepercayan sang Putri?

[Randall] Dan ngomong-ngomong, apa pantas seorang utusan melakukan hal seperti itu? Bajingan itu membuat rongga pada kursi kereta kuda untuk menyembunyikan atau menyelundupkan seseorang. Tindakan curang yang biasanya dilakukan saat peperangan, bukan oleh utusan resmi."

[Fermos] "Tutup mulutmu! Kau pikir dengan penjelasan itu kau akan mendengar 'Ah, kerja bagus'? Apa pun yang terjadi, kau seharusnya melindungi sang Putri!"

[Randall] "Saya tidak punya pembelaan lain. Haa..."

Randall menghela napas panjang. Ia masih tidak ingin percaya bahwa apa yang terjadi tadi malam adalah kenyataan.

[Fermos] "Bagaimanapun, Ayo bergegas! Yang Mulia sudah tidak lagi terlihat!"

[Randall] "Baiklah."

Keduanya bergegas menaiki tangga memasuki istana utama.

[Black] "Masukkan semua orang ke penjara."

[Fermos] "Baik, Yang Mulia."

Black dengan sangat cepat menyelesaikan situasi. Ia tidak mendengarkan wakil komandan penjaga, tidak peduli seberapa keras pria itu berteriak bahwa ia tidak bersalah. Seluruh penjaga dipenjara.

[Fermos] "Saya mengerti dan setuju dengan keputusan Yang Mulia, tetapi kekurangan tenaga kerja bisa menjadi masalah. Semakin banyak orang, semakin baik untuk pencarian."

[Black] "Mereka yang tidak akan bisa diajak bekerja sama, mereka hanya akan menghambat pencarian."

[Fermos] "Kalau begitu, bagaimana jika kita memobilisasi rakyat Nauk? Jika kita membentuk tim yang terdiri dari lima orang secara sukarela, mereka akan saling mengawasi bahkan jika ada ā€˜orang gila’ yang mencoba berkhianat, mereka akan segera ketahuan."

Sebuah rencana yang hanya mungkin dilakukan karena Liene adalah penguasa yang dicintai rakyatnya.

[Black] "Bagaimana jika ada orang dari keluarga Kleinfelter yang menyusup?"

[Fermos] "Kita bisa mengumumkan bahwa para penculik Putri dihasut oleh keluarga Kleinfelter. Rakyat akan mengenali orang yang berhubungan dengan keluarga Kleinfelter."

[Black] "Kalau begitu, lakukan."

Black merasa ia harus berpikir lebih jauh, tetapi ia tidak punya waktu. Sudah kedua kalinya hal yang ia pikir hanya akan terjadi sekali, kini terjadi lagi. Dan kali ini jauh lebih buruk.

[Fermos] "Baik, saya akan segera menindaklanjutinya."

Fermos segera menyampaikan perintah itu kepada Randall yang segera keluar melaksanakan perintah

[Prajurit] "Lewat sini."

Seorang tentara bayaran membuka pintu penjara. Kebetulan, penjara itu tempat yang sama dengan tempat Lyndon Kleinfelter dikurung sebelumnya.

[Prajurit] "Saya memenjarakannya di sini."

Black masuk ke dalam penjara tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Baiyar, yang dahinya robek dan berdarah, mengangkat kepalanya.

[Baiyar] "Anda akhirnya datang."

Penjara itu gelap, seperti biasanya. Namun, cukup terang untuk mengenali wajah seseorang.

[Black] "Apakah Grand Duke yang menugaskanmu?"

Saat Black tinggal di Alito, Baiyar adalah pesuruh Grand Duke. Black ingat bahwa sang Grand Duke sangat menyayanginya.

[Baiyar] "Bukan."

[Black] "Kalau begitu, Putri Blini."

Baiyar menyunggingkan senyum aneh, wajahnya berlumuran darah.

[Black] "Apa yang kau inginkan?"

[Baiyar] "Dia ingin Anda membatalkan pernikahan."

[Black] "Jika tidak?"

[Baiyar] "Putri Liene akan mati."

[Black] "Di mana Liene?"

[Baiyar] "Sekarang, dia pasti sedang menuju Kerajaan Sharka, setelah melewati perbatasan."

Dia berbohong. Baiyar sangat pandai berbohong, dan Black tidak memiliki petunjuk apa pun tentang keberadaan Liene. Black pun mengangguk.

[Black] "Aku akan melakukan apa yang kau inginkan. Bawa Liene kembali."

[Baiyar] "...Anda berbohong."

Baiyar sangat tajam. Ia tahu Black tidak akan begitu saja menuruti perkataan Putri Blini.

[Baiyar] "Pembatalan pernikahan harus dilakukan terlebih dahulu. Beri saya surat yang diperlukan, dan saya akan memberikannya kepada Putri Blini. Putri Liene akan kembali ke Nauk setelahnya."

Black mengerutkan kening dan bergumam pelan.

[Black] "Liene menghilang sekitar tengah malam. Jika dihitung, waktu yang berlalu belum sampai lima jam... Dia pasti tidak menggunakan kendaraan, bahkan jika dia berjalan, dia belum akan sampai di perbatasan."

[Black] "Liene masih berada di suatu tempat di Nauk. Jika Weroz yang membawanya, dia pasti tahu tempat yang tidak akan dicari orang. Weroz mungkin sedang menunggu di sana... Tapi ini aneh. Apa yang mereka lakukan sambil menunggu? Menunggu saja tidak akan menyelesaikan masalah. Dan, tidak ada laporan pergerakan dari mereka."

[Baiyar] "Anggap saja nyawa Putri Liene semakin berkurang seiring berjalannya waktu. Saya yang memberikannya racun. Anda pasti sudah melihatnya di kuil. Kardinal diberikan racun yang sama. Jika Putri Liene tidak meminum penawarnya, dia akan menjadi bodoh dan mengeluarkan air liur sampai mati..."

Kata-kata Baiyar terhenti. Black mencengkeram rahangnya. Mata biru kosongnya berkilauan. Merinding menjalar di punggung Baiyar. Dewa Perang memiliki mata seperti itu di medan perang. Kosong, seolah tidak ada apa-apa, dan mampu membunuh siapa pun.

[Baiyar] "Uh, uh... Hah, haaaak!"

KREK!

Rahang yang digenggam Black patah. Saat Baiyar menjerit, darah menyembur. Percikan darah mengenai wajah Black yang tidak berkedip.


Baca Novel A Barbaric Proposal Bahasa Indonesia Chapter 98: Utusan Putri Mahkota. Baca Novel A Savage Proposal Chapter 98 Bahasa Indonesia oleh Lee Yuna. Baca  Novel Terjemahan Korea. Baca Light Novel Korea. Baca Web Novel Korea

...Tuk.

Black melepaskan rahang Baiyar.

[Black] "Apa yang kau katakan tadi?"

[Fermos] "...Maaf, Yang Mulia?"

Fermos terlambat menjawab karena ia fokus menatap Baiyar yang terguling di lantai. Ia dengan cepat menenangkan pikirannya dan menegakkan punggung.

[Black] "Saat kau bicara dengan Randall. Kau mengatakan dia membuat rongga di kursi kereta kuda."

Sungguh mengejutkan bahwa Black mendengar semua itu meskipun ia berjalan jauh di depan.

[Fermos] "Saya bilang tidak bisa dipercaya bahwa seorang utusan melakukan hal seperti itu. Hal yang hanya dilakukan saat perang... Ah, jangan-jangan?"

[Black] "Kau bilang Pangeran Bassed sudah meninggal."

[Fermos] "Benar. Kalau begitu..."

[Black] "Berarti dia akan mengirim pasukan. Blini Bassed."

[Fermos] "Sungguh situasinya sangat kacau."

Fermos menggertakkan giginya tanpa sadar.

[Fermos] "Meskipun dia gila, dia adalah Putri Sharka. Apakah dia tidak menyadari konsekuensinya? Pasukan yang bisa digerakkan oleh seorang istri pangeran, bukan ratu, pasti terbatas. Mereka mungkin hanya orang-orang yang biasanya berburu di istana pangeran. Jumlah mereka tidak akan banyak. Mereka hanya akan mati sia-sia... Sialan."

Fermos yang berbicara cepat tiba-tiba mengumpat.

[Fermos] "Jadi dia menculik Putri Liene lebih dulu. Itulah satu-satunya cara untuk mengikat tangan Yang Mulia. Wanita itu tidak berniat berperang, tapi berpura-pura melancarkan serangan dan berencana mendapatkan Putri Liene."

Hati Fermos berpacu, tetapi pikirannya menjadi dingin.

[Black] "Pergilah ke perbatasan. Kita akan menyerang lebih dulu. Hanya ada satu jalan dari Sharka, jadi mudah untuk membunuh mereka. Penggal kepala mereka semua dan biarkan satu orang kembali hidup-hidup. Secepatnya."

[Fermos] "Baik. Lalu bagaimana dengan Putri Liene..."

[Black] "Dia masih berada di sini."

Black mencengkeram dadanya dan bergumam pelan.

[Black] "Dia di suatu tempat di Nauk. Tidak jauh. Aku akan menemukannya."

[Fermos] "Baiklah, kalau begitu..."

Fermos yang hendak mengatakan sesuatu, dengan cepat menggelengkan kepalanya. Lebih baik tidak banyak bicara. Tidak ada gunanya mengatakan apa pun.

[Fermos] "Berapa banyak orang yang harus saya tinggalkan?"

[Black] "Menurutmu berapa banyak pasukan Sharka?"

[Fermos] "Paling-paling seratus. Itu pun sudah jumlah yang banyak."

[Black] "Kalau begitu bawa lima puluh."

[Fermos] "Apa? Bukankah lima puluh terlalu banyak?"

[Black] "Karena kita harus menyelesaikannya dengan cepat. Setelah kau berurusan dengan mereka, bergabunglah dalam pencarian Liene."

Mendengarnya, jelas bahwa Black tidak berencana menghabiskan lebih dari setengah hari untuk berurusan dengan pasukan yang dikirim oleh Putri Blini.

[Fermos] "Baik, Yang Mulia."

Serangan mendadak saat bepergian adalah spesialisasi Fermos. Ia sudah memikirkan cara untuk menghancurkan pasukan Sharka.

[Fermos] "Saya akan kembali lebih cepat dari yang Anda perkirakan."

Fermos pergi di pagi buta. Baiyar yang rahangnya patah tidak dikurung di penjara, melainkan dipindahkan ke Alun-Alun Dewa dan digantung di tiang bersama Ternan Kleinfelter. Siapa pun yang disembunyikan di kereta kuda pasti akan ketakutan melihat pemandangan itu.

JANGAN REPOST DI MANA PUN!!!


Postingan Terkait

Lihat Semua

Komentar

Dinilai 0 dari 5 bintang.
Belum ada penilaian

Tambahkan penilaian

Donasi Pembelian Novel Raw untuk Diterjemahkan

Terima kasih banyak atas dukungannya 

bottom of page