A Barbaric Proposal Chapter 59
- 26 Jul
- 8 menit membaca
Diperbarui: 21 Sep
~ Secercah Bayangan ~
[Nyonya Flambard] "Apa Anda yakin baik-baik saja?"
Liene tak pernah bangun siang sebelumnya. Jadi, saat hal itu terjadi untuk pertama kalinya, Nyonya Flambard sedikit terkejut. Ketika Liene mengatakan bahwa ia tak ingin beranjak dari ranjang dan hanya bermalas-malasan sepanjang pagi, Nyonya Flambard sulit memercayai pendengarannya.
[Nyonya Flambard] "Apa Anda yakin tidak sakit? Anda tidak menyembunyikan sesuatu karena tak ingin membuat siapa pun khawatir, kan?"
[Liene] "Tidak. Aku tidur sangat nyenyak dan sekarang merasa jauh lebih baik. Bahkan, kurasa aku punya lebih banyak energi dari biasanya."
[Nyonya Flambard] "Jadi, mengapa Anda begitu lama bangun dari ranjang pagi ini?"
Nyonyaā¦..aku rasa pertanyaan itu tak perlu dijawab.
Liene terbatuk, menghindari jawaban. Namun dari sudut pandang Nyonya Flambard, pertanyaannya sangatlah wajar.
Baik pasangan suami istri atau tidak, adalah hal lumrah bagi mereka untuk menggunakan kamar terpisah. Kecuali jika mereka sedang mencoba memiliki anak, tak ada alasan untuk menghabiskan begitu banyak waktu berbaring di ranjang bersama, persis seperti yang Liene lakukan pagi ini.
Nyonya hanya berpikir Black menghabiskan seluruh pagi di kamar Liene untuk mengawasinya karena ia sakit.
[Liene] "Kuharap tidak merepotkan siapa pun karena aku ingin makan siang."
[Nyonya Flambard] "Jika Anda masih belum merasa sehat, Anda boleh beristirahat lagi. Tolong jangan memaksakan diri, Putri."
[Liene] "Tidak apa-apa. Tak perlu terlalu khawatir. Nyonya seharusnya tahu betul kalau aku sebenarnya tidak keguguran."
[Nyonya Flambard] "Ya, saya kira begitu... Tapi apakah ia memaksa Anda untuk beristirahat?"
[Liene] "Tidak, tidak juga...ā
ā¦.Tolong berhenti bertanya padaku.
[Liene] "ā¦.Oh, tapi aku harus memberitahu kalau aku sudah mengatakan kebenarannya pada Lord Tiwakan."
Meskipun Liene mengalihkan pandangan, ia menegakkan kepala saat ia sedang berpikir.
[Nyonya Flambard] "Maaf? Anda melakukan apa?"
[Liene] "Aku bilang padanya aku tidak pernah hamil. Aku akan membiarkan orang lain terus percaya aku keguguran, tapi tak perlu terus berbohong di hadapan Lord Tiwakan."
[Nyonya Flambard] "Oh, bagus sekali kalau begitu. Lalu, apa yang jawabannya?"
Memikirkan jawaban, hati Liene mencelos di dada.
[Nyonya Flambard] "Putri?"
[Liene] ".....Ia bilang hatinya menjadi lebih ringan."
Dan kemudian Black bersumpah demi hati Lieneāberjanji tak akan pernah lupa, dan tak akan pernah kehilangannya. Bahkan sekarang, kata-kata itu masih terukir di hatinya.
Meskipun ia tak bisa memastikan, sumpahnya terdengar seperti lamaran yang sejak awal ada di benak pria itu. Jika ia mendengar kata-kata itu sejak awal, ia pasti akan menjadi pengantin paling bahagia di seluruh benuaā¦
[Nyonya Flambard] "Sepenuhnya bisa dimengerti. Bahkan jika ia bertekad memperlakukan anak itu sebagai anaknya sendiri, sang anak tetap akan menjadi bayi pria lain. Bagaimana mungkin ia bisa melihatnya sebagai anaknya sendiri? Jadi Anda sudah melakukan hal yang sangat baik, Putri. Sekarang, yang tersisa hanyalah Anda yang harus berbahagia."
[Liene] "Aku harap begitu."
Selama ia menjadi satu-satunya yang menyimpan kebenaran yang terkunci di dalam dirinya, semua orang bisa berbahagia. Itulah secerah bayangan dari kebohongan yang ia putuskan untuk dipikul.
[Nyonya Flambard] "Kalau begitu, saya akan pergi mengambilkan makanan Anda, Putri. Setelah Anda selesai makan, ada beberapa pekerjaan yang perlu Anda selesaikan."
[Liene] "Pekerjaan? Aku tidak keberatan melakukan perkerjaan lebih dulu."
[Nyonya Flambard] "Tidak mendesak, jadi Anda harus makan dulu. Pria ituā¦..Ah, saya minta maaf. Saya harus berhenti memanggil tunangan Anda begitu, Putri. Sebaliknya, Lord Tiwakan meminta agar saya memastikan Anda makan dengan benar."
[Liene] "Benarkah? Ia melakukannya?"
Liene membuat wajah aneh, tidak tersenyum maupun cemberut.
[Liene] "Agak tidak bisa dipercayaā¦..Setelah semua yang terjadiā¦.Ia masih sangat baikā¦..Atau apakah kebaikannya hanya saat kamiā¦..?
Melihat ke bawah, ekspresinya sedikit malu, Liene berbisik pada dirinya sendiri dalam kebahagiaan dan kebingungan. Sementara itu, Nyonya Flambard memandangnya dengan wajah bangga dan ceria.
[Nyonya Flambard] "Tidak ada yang tidak akan dilakukan oleh pria yang dibutakan cinta. Dan tidak ada pria yang tidak mampu menunjukkan sisi seperti itu di depan orang yang dicintainya. Tapi bagaimanapun, tolong tunggu di sini sebentar. Anda pasti sudah lapar sekarang, jadi saya akan segera kembali."
[Liene] "Tidak, tidak apa-apa. Santai saja."
[Nyonya Flambard] "Saya akan mengabaikan perintah itu dengan hormat dan segera kembali."
Nyonya Flambard tersenyum, dengan cepat bergegas keluar dari kamar tidur.
Melihat ia pergi, Liene kembali menghadap cermin, memandangi dirinya sendiri sambil memainkan ujung rambutnyaāyang baru dipotong rapi oleh pengasuh kesayangannya.
Meskipun ia sedikit kesulitan sehari sebelumnya, rambut pirangnya yang indah terlihat sangat cantik, bagai makhluk dari dunia lain.
....Apakah akan baik-baik saja? Apakah aku akan baik-baik saja, berdiri di hadapannya sekarang?
Liene menahan napas, ia memejamkan mata erat-erat lalu membukanya. Melihat ke cermin, Liene perlahan mulai menghilangkan kemurungan dari ekspresinya.
Tidak, aku sudah memutuskan. Aku harus melakukannya.Ā Aku akan memberinya semua yang pantas ia dapatkan.
Namun untuk melakukan itu, ada sesuatu yang perlu ia selesaikan.
Setelah selesai sarapan seperti biasa, Liene akan melakukan pekerjaan yang diberitahu Nyonya Flambard nanti. Ada sesuatu yang perlu ia lakukan lebih dulu.
Namun untungnya, kekuatan Maha Kuasa yang mengawasinya memberinya sedikit keberuntungan, dan pekerjaan yang perlu Liene selesaikan datang dengan sendirinya.
[Fermos] "Apakah Anda sudah selesai makan? Saya harap tidak mengganggu Anda."
[Liene] "Tidak, waktumu sempurna, Tuan Fermos. Silakan, duduklah."
[Fermos] "Tentu saja, Putri."
Fermos duduk di kursi yang ditunjuk Liene, sambil mendorong monokel dengan tangannya yang bebas.
[Fermos] "Seperti yang Anda tahu, Tuanku akan pergi sebentar, tetapi jika Anda tidak nyaman berurusan dengan saya sendirian, saya bisa kembali nanti."
Dan waktu Fermos sangat tepat mengingat Black sedang tidak ada di kastil.
[Liene] "Tidak apa-apa, aku tidak merasa terganggu. Meskipun, aku berterima kasih karena kau mempertimbangkan hal tersebut. Sekarang tolong, beritahu aku apa yang sudah kau dapatkan."
[Fermos] "Ya. Catatan kerajaan yang hilang, yang Anda curigai saya yang mencurinya."
Untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah, Fermos bertekad menemukan pelaku sebenarnya dan memberitahu Liene kebenarannya.
[Liene] "Apa kau menemukan siapa pelakunya?"
[Fermos] "Sayangnya, tidak. Tapi saya menemukan hal lain sebagai gantinya."
[Liene] "Hal lain?"
[Fermos] "Sejujurnya, tidak ada cara untuk mengetahui siapa pelakunya."
Seolah ia mendengar lelucon yang mengerikan, Liene memijat pangkal hidungnya.
[Liene] "Yah, aku tidak berpikir kau adalah pria yang akan mengatakan hal seperti itu hanya untuk bercanda. Tapi kau tidak bisa berharap aku bisa menerima penjelasan semacam itu. Tolong jelaskan lebih detail?"
[Fermos] "...Ketika Anda mengatakan hal tersebut, saya benar-benar tidak bisa santai sedikit pun. Anda sangat lugas dan gigih, Putri. Sama seperti Tuanku."
[Liene] "Aku belum pernah mendengar hal seperti itu tentang diriku sebelumnya. Tapi jika kau mengatakan aku mirip dengannya, maka aku akan menganggapnya sebagai pujian. Jadi, maukah kau memberitahuku apa maksudnya dengan mengatakan menemukan pelaku adalah hal mustahil?"
Fermos mengangkat alisnya, tersenyum sesaat sebelum ekspresinya dengan cepat kembali serius.
[Fermos] "Maksud saya, terus terang hilangnya catatan-catatan kerajaan bukan kejadian baru. Sebenarnya, catatan-catatan itu sudah hilang sejak lama."
[Liene] "...? Apa itu benar?"
[Fermos] "Ya. Saya memiliki beberapa keterampilan dalam hal merekam dan menyortir data, jadi saya juga akrab dengan penjilidan, dan catatan kerajaan tidak berbeda dengan arsip sejarah."
Sebagai penasihat Tiwakan, ia adalah pria yang cerdas dan berpengetahuan luas dalam banyak hal. Mengetahui hal itu, Liene sedikit bingung apa yang mendorongnya untuk menjelajahi medan perang begitu lama, bukanya menghabiskan waktu di perpustakaan.
[Fermos] "Yah, selain membanggakan diri, saya memperhatikan bahwa benang pengikat catatan tersebut sangat tua. Mungkin sekitar dua puluh tahun. Jika catatan itu baru-baru ini diutak-atik, penjilidannya harus dibuat ulang, jadi benangnya akan lebih baru."
[Liene] "Apa kau bilang dua puluh tahun?"
[Fermos] "Ya. Saya yakin akan hal tersebut."
[Liene] ". . ."
Kalau begitu, jelas siapa orang yang bertanggung jawab. Itu adalah ayahnya.
Ia tidak ingin kebenaran terungkap tentang raja terakhir keluarga Gainers, ia pasti tahu bahwa Liene akan membaca catatan tersebut suatu saat di masa depan. Jadi, ia mungkin berpikir untuk mencoba menyembunyikannya.
Kebenaran di balik pengkhianatan yang dipicu oleh tujuh keluarga, hilangnya Pangeran Fernand, serta perjanjian pernikahan antara keluarga Gainers dan Arsak.
[Liene] "Baiklah. Kerja bagus, Tuan Fermos."
[Fermos] "Hm? Anda percaya apa yang saya katakan?"
[Liene] "Aku percaya kau mengatakan yang sebenarnya kepadaku."
[Fermos] "Yah, ya, tapiā¦."
Fermos adalah pria yang cerdas. Ia mencoba memahami alasan di balik reaksi Liene yang tenang. Ia pikir Liene akan memberikan lebih banyak respons setelah ia memberitahunya.
[Fermos] "Jika saya menjadi Anda, Putri, saya pasti akan lebih terkejut. Ini adalah bukti bahwa sesuatu terjadi dua puluh tahun lalu yang tidak Anda ketahui. Tapi Anda sama sekali tidak terkejut, jadi mungkin Anda sudah tahu tentang hal ini?"
Liene merasakan napasnya tertahan di tenggorokan, dan ia dengan cepat menarik kembali perubahan ekspresinya.
[Liene] "....Jika kita bicara dua puluh tahun lalu, maka itu sudah lama sekali. Itu tidak menarik bagiku."
[Fermos] "Benar, tapi Anda tidak pernah bersikap begitu santai tentang hal-hal seperti ini sebelumnya, Putri."
[Liene] "Bahkan aku ingin sesekali membiarkan sesuatu berlalu. Tapi aku akan memujimu karena sudah menepati janji. Sebagai imbalannya, aku akan memaafkan pelanggaran dengan menutup mata atas kehadiranmu yang tidak sah di Kantor Raja."
[Fermos] "Yah, itu kemurahan hati yang tidak terduga. Terima kasih, Putri."
Liene memalingkan muka, suaranya pelan saat ia berbicara.
[Liene] "Sebenarnya, ada sesuatu yang inginĀ kukatakan padamu."
[Fermos] "Hm? Kepada saya?"
Sekarang, Liene tahu betul seberapa cepat pemikiran Fermos bekerja. Ia tahu bahwa jika ia berbicara dengannya, ia tidak bisa berharap Fermos menyembunyikan percakapan mereka dari Black. Jadi Liene menatapnya kembali, mengucapkan kata-katanya dengan mengambil risiko.
[Liene] "Ini tentang si pelayan Klimah. Aku pernah bilang padamu kalau aku melihatnya berdarah, tapi sekarang setelah dipikir-pikir, kemungkinan besar ia berdarah karena dipukuli dengan tongkat. Jadi aku tidak berpikir ia yang membunuh kardinal."
[Fermos] "Begitu...."
Tapi Fermos tidak mudah dibohongi.
[Fermos] "Sepertinya Anda ingin menyelamatkannya, Putri. Apakah benar begitu?"
[Liene] "ā¦..Ya."
[Fermos] "Anda pasti punya alasan."
Liene tidak mengetahuinya, tetapi Black sudah memutuskan untuk mengampuni Klimah. Fermos juga ada di sana saat Black menyampaikan perintah tersebut.
[Liene] "Ia bukan penjahat, jadi aku rasa tidak pantas menyebutnya begitu."
[Fermos] "Meskipun begitu, bukankah ia menculik Anda, Putri? Anda tidak bisa berpura-pura kejadian itu tidak pernah terjadi, kan?"
[Liene] "Seperti yang kubilang sebelumnyaā¦. mungkin bukan dia pelakunya. Aku tidak melihat wajah orang yang menculikku, atau wajah orang yang membakar kastil. Saat sadar, aku hanya sendirian sampai Lord Tiwakan datang menyelamatkanku."
[Fermos] "Hm."
Fermos menghela napas samar yang tidak terdengar seperti tawa, tapi juga bukan desahan.
[Fermos] "Saya khawatir Anda bukan pembohong yang baik, Putri."
[Liene] ". . ."
Yah, aku pasti pembohong yang lumayan, mengingat bagaimana kalian semua termakan oleh kebohongan atas kehamilanku.
Liene menahan kata-kata tersebut, wajahnya terlihat agak malu saat ia memegang kain gaun di tangannya.
[Liene] "Bukan berarti aku berbohong. Selain itu, tidak ada bukti aku berbohong tentang penculikanku sendiri, kan?"
[Fermos] "....Anda benar."
[Liene] "Kalau begitu, terima saja kata-kataku. Klimah bukan yang bertanggung jawab. Dan jika Lord Tiwakan tidak setuju, aku akan berbicara dengannya secara pribadi."
[Fermos] "Ahā¦.yah, terlepas dari apa yang saya katakan, jika Anda meminta Tuanku untuk mengampuni pelayan itu, ia tidak akan menolak Anda, Putri."
Fermos menyipitkan matanya, ekspresinya menggelap saat ia bergumam.

[Fermos] "Mungkin ucapan Anda memang benar. Mengingat Anda bisa kembali dengan selamat, Putri, Tuanku terlihat sangat gembira, sampai-sampai membuat kami semua ketakutan..."
[Liene] "Kalau begitu, aku rasa kita selesai membahas Klimah."
[Fermos] "Ada satu masalah lagi, Putri."
Sekarang Fermos yakin pelayan itu tidak bisa dibunuh. Black juga sudah mengatakannya.
Black tidak mengatakan apa-apa lagi tentang masalah ini, tetapi Fermos dapat belajar banyak dari percakapan singkat yang ia saksikan antara Black dan Nyonya Henton.
Begitu Black melihat wajah wanita itu, ia tiba-tiba menyebutkan putranya. Artinya Black tidak hanya mengenal pelayan itu, tetapi juga ibunya. Hal yang sama berlaku untuk wanita itu. Ia juga mengenali Black, meskipun ia tidak tampak senang melihatnya.
Sebaliknya, matanya dipenuhi dengan rasa kebencian yang belum terselesaikan terhadap Black. Dan, ia juga menyebutkan frasa, 'Aku tidak bisa mengalami hal yang sama dua kali'. Itu bisa berarti bahwa wanita itu memiliki anak lain yang meninggal karena Black.
Apakah karena dosa atau hutang masa lalu Black berjanji ia akan mengampuni orang yang telah menyentuh Putri Liene? Semua tanpa menyelesaikan situasi lebih lanjut?
Tapi Fermos hanya bisa menebak-nebak hutang masa lalu apa itu.
Black tidak mengatakan apa-apa padanya, tetapi ia tidak memberitahu Fermos untuk tidak memperhatikan hal-hal yang jelas-jelas terhampar di depannya. Nyonya Henton menyebutkan 'sembilan air terjun', dan Black dapat memahami apa maksudnya tanpa kesulitan.
Ā (T/N): Sembilan air terjun pernah menjadi simbol Nauk saat masih dikenal sebagai yang terkaya di antara kerajaan selatan, masuk akal untuk percaya bahwa Black kemungkinan adalah keturunan dari keluarga kerajaan sebelumnya.
Tapi sekarang, Fermos penasaran apa hubungan antara Black dan Liene. Tak perlu dikatakan bahwa Black memang tulus terhadap Liene, tapi bagaimana dengan Liene? Dan untuk alasan apa Black ingin membiarkan mereka yang berhutang budi padanya tetap hidup?
Komentar