top of page

A Barbaric Proposal Chapter 48

Diperbarui: 16 Jun

~Konspirasi~

[Liene] "Oh, kurasa kau salah dengar. Kau tidak perlu masuk."

[Prajurit] "Tapi jika Anda menginginkan, saya bisa tetap di sini. Ruangan ini lumayan kecil, tapi cocok untuk latihan teknik pedang."

Cara bicara prajurit itu sangat santai mengingat waktu dan tempat, dan Liene sulit menahan tawa. Namun pada akhirnya, ia menggelengkan kepala dengan senyum ramah dan menyenangkan.

[Liene] "Aku akan memanggil jika ingin melihat kemampuan pedangmu."

[Prajurit] "Baiklah, tidak masalah. Saya akan menunggu di luar."

Sampai prajurit Tiwakan meninggalkan ruang audiensi, suara pedangnya terus bergema di udara.

[Ellaroiden] "Memerintah dengan tirani seperti itu—!"

Ellaroiden diliputi kemarahan besar, ia mencoba berteriak, tetapi bangsawan yang dibawanya dengan cepat bergerak menghentikannya.

[Bangsawan] "Dia masih di luar. Jika ingin bicara, kau harus merendahkan suara."

[Ellaroiden] "Cih…! Di mana Lord Lyndon Kleinfelter? Atau sudahkah kau mengeksekusinya?"

Ellaroiden menoleh kembali pada Liene dan mendecakkan lidah.

Mengingat keadaan baru, sikap mereka sedikit berubah, tetapi tidak mengubah inti perasaan mereka pada Liene. Untuk tujuan itu, keduanya membawa serta banyak prajurit keluarga.

Prajurit mereka tidak bisa masuk ke ruang audiensi, tetapi mereka menunggu di tempat lain—ruangan terdekat yang memungkinkan mereka berada sesuai etika. Itu juga merupakan hak yang diberikan oleh Perjanjian Risebury.

Namun hari ini, segalanya berbeda bagi Liene.

Liene dengan mudah bisa menunjukkan ketidak sopanan mereka tanpa keraguan, semua berkat prajurit Tiwakan, yang berjaga tepat di luar pintu.

Meskipun Liene masih meragukan Black, ia mendapatkan begitu banyak keuntungan darinya, belum lagi kenyamanan yang diberikan oleh keberadaannya semata.

Tetapi Liene sangat menyadari betapa tidak konsisten dan egois perasaannya.

[Liene] "Aku rasa sudah terlambat untuk memberi tahu kalian berdua, Tuan-tuan, bahwa kalian perlu bersikap sebaik-baiknya hari ini. Sekarang Tiwakan telah menjadi Ksatria Penjaga keluarga Arsak, tuntutan kesopanan terhadap bangsawan menjadi lebih ketat. Semuanya akan berbeda dari sebelumnya. Oh, dan karena kalian penasaran, kepala Lord Lyndon Kleinfelter masih sangat utuh."

[Ellaroiden] "Baiklah… Bagus kalau begitu."

Kedua pria itu saling memandang sebelum akhirnya kembali menghadapnya.

[Liene] "Sekarang, katakan mengapa kalian ingin bertemu denganku. Seperti yang kalian tahu, aku sedang tidak enak badan, jadi aku lebih memilih untuk tidak duduk di sini lebih lama dari yang seharusnya. Mengapa datang sejauh ini padahal tanggal untuk pertemuan Dewan Aristokrat belum ditetapkan?"

[Ellaroiden] "Tentang pertemuan itu. Mengadakannya harus terlebih dahulu dibicarakan dengan kepala delegasi aristokrat."

Liene tersenyum tipis.

[Liene] "Kalian berdua pasti benar-benar sudah tua, karena membuat keinginan yang tidak berdasar. Kalian menyadari apa salah satu agenda utama pertemuan, kan?"

[Ellaroiden] "Aku tidak pernah memercayainya sejak awal. Kami datang untuk memastikan bahwa kau, anak perempuan Arsak, tidak memiliki hak untuk menuntut kepala delegasi Nauk dengan tuduhan kejahatan."

...Mereka ingin aku menyetujuinya dengan patuh dan membiarkan mereka, pikir Liene, sambil merenungkan cara terbaik untuk menyampaikan bahwa apa yang mereka inginkan darinya bukan hanya tidak mungkin tetapi sama sekali tidak perlu.

Pemikiran egois, yang belum pernah Liene miliki sebelumnya, tetapi rasanya cukup menyenangkan.

[Liene] "Apakah karena Perjanjian Risebury?"

[Ellaroiden] "Tepat sekali."

[Liene] "Begitu. Apakah kalian mengatakan pertemuan dewan bukan tindakan yang tepat? Aku hanya ingin kepala delegasi membayar kesalahannya. Dan kalian tidak perlu khawatir tentang bukti, kami sudah mengumpulkannya."

Dengan ekspresi yang jelas tidak senang, Ellaroiden mengerutkan alis abu-abunya.

Dari yang Liene ingat, Ellaroiden hanya memiliki separuh dari sifat Lyndon Kleinfelter. Ia serakah, keras kepala, dan kebanggaan terhadap keluarganya melampaui batas yang bisa diterima.

Dan, seperti Lyndon Kleinfelter, separuh dari semua yang ia lakukan berakar pada ketidakhormatan dan kelicikan.

[Ellaroiden] "Maka keluarga bangsawan dewan harus menolak permintaanmu untuk mengadakan pertemuan."

Bahkan sebelum memanggil Arland, Liene sudah tahu Ellaroiden akan mengatakan hal seperti ini.

[Liene] "Oh, kalau begitu aku rasa tidak ada yang bisa kulakukan tentang itu. Baiklah, mari kita anggap tidak ada pertemuan dewan yang diadakan."

Mendengar Liene begitu mudah setuju, para pria tua itu saling memandang dengan bingung.

[Ellaroiden] "Kalau begitu, Lord Lyndon Kleinfelter…"

[Liene] "Tanpa pertemuan, tidak ada cara untuk mengadili kesalahan Lyndon Kleinfelter, jadi aku tidak punya pilihan selain membiarkannya di penjara bawah tanah. Ketika keluarga bangsawan menolak seperti ini, apa lagi yang bisa kulakukan? Bahkan jika aku ingin menyelidiki dan menyelesaikan kejahatannya, itu tidak mungkin lagi. Permintaan maaf dariku untuk kalian berdua. Aku akan menyampaikan keinginan kalian pada Lord Lyndon Kleinfelter di penjara bawah tanah."

[Ellaroiden] "Putri!"

Ellaroiden meraung dengan kemarahan yang meluap.

[Ellaroiden] "Apa maksudmu?"

[Liene] "Darah keluarga Arsak memiliki hak untuk mengadakan pertemuan, sama seperti kalian memiliki hak untuk menolak permintaan itu, jadi aku tidak diberi pilihan. Aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk menghormati Perjanjian Risebury, jadi mengapa aku harus menanggung kritik dari kalian?"

[Ellaroiden] "Hormat? Di mana rasa hormat dalam tindakanmu sekarang!?"

[Liene] "Aku menganggapnya masih sangat 'terhormat' karena Lyndon Kleinfelter masih memiliki kepala. Dengan apa yang ia lakukan, kejahatannya pantas dihukum mati di tempat oleh pemimpin Tiwakan."

[Bangsawan] "..."

[Ellaroiden] "....!"

Para pria tua itu tetap diam, kata-kata Liene bergema di benak dan membungkam mereka.

[Liene] "Aku mengerti bahwa tidak bisa diadakan pertemuan dewan. Jika kalian sudah mengatakan semuanya, sekarang silahkan pergi."

Liene mengisyaratkan tangannya, melambaikannya dengan samar, menunjukkan bahwa ia tidak berniat mendengar apa pun lagi. Para bangsawan, mengamatinya dalam diam, akhirnya berbicara—meskipun enggan.

[Ellaroiden] "Kami… Kami tidak mengatakan dengan maksud seperti itu. Mohon jangan salah paham, Putri."

[Liene] "Salah paham? Bukankah kalian baru saja memberi tahu bahwa kalian tidak akan menyetujui pertemuan diadakan?"

[Bangsawan] "Kami hanya ingin mengatakan bahwa pertemuan tidak sah tanpa kehendak kepala delegasi."

Saat bangsawan lain akhirnya mengatakan sesuatu, Ellaroiden mulai mengangguk dengan sekuat tenaga menyetujui ucapannya.

[Ellaroiden] "Benar. Keputusan untuk mengadakan pertemuan membutuhkan persetujuan dari semua kepala keluarga. Kau mengerti, kan?"

Liene menyipitkan mata, kejengkelannya terlihat jelas.

[Liene] "Jadi apa yang kau inginkan?"

[Ellaroiden] "Aku perlu bertemu dengan kepala delegasi sebelum membuat keputusan."

[Liene] "..."

Bukan berarti sebelumnya tidak menjengkelkan, tapi sekarang benar-benar menjengkelkan. Dari ingatannya, tidak ada hal baik yang pernah terjadi ketika enam keluarga itu berunding bersama.

Bahkan memikirkannya saja sudah menimbulkan perasaan tidak menyenankan.

Hukum adalah hukum, jadi ia tidak bisa menolak.

Sesuai permintaan Liene, prajurit Tiwakan mengantar kedua bangsawan itu ke penjara bawah tanah. Kedua bangsawan itu berargumen bahwa mereka akan membutuhkan pengawal jika mereka akan menginjakkan kaki di tempat berbahaya seperti itu—hingga menyebabkan keributan yang cukup besar.

Kini, rombongan yang menuju penjara bawah tanah cukup banyak. Setelah prajurit diberitahu untuk mengawal mereka ke tempat yang diinginkan, Liene membawa beberapa prajurit tambahan yang dengan mudah melebihi jumlah pengawal pribadi mereka.

Saat para bangsawan melihatnya, wajah mereka menjadi gelap, dan bahkan Liene harus memegang perutnya erat-erat hanya untuk menahan diri agar tidak tertawa terbahak-bahak setelah melihatnya.

[Ellaroiden] "Kau… Bagaimana bisa… kau memperlakukanku seperti ini…"

Kedua bangsawan itu bergumam sepanjang perjalanan menuruni tangga sempit dan curam menuju penjara bawah tanah.

[Prajurit A] "Jika Anda punya waktu untuk mengeluh, maka berjalanlah lebih cepat. Ada banyak orang yang berjalan di belakang Anda."

Namun setiap kali ia mendengar celotehan mereka, prajurit itu akan memarahi mereka, mengetuk tangannya pada gagang pedang.

Para bangsawan belum pernah diperlakukan seperti ini, dan mereka begitu terpana dan terkejut, mereka hampir tidak bisa bernapas. Mendengar suara pedang saja sudah menakutkan, apalagi jika di tangan prajurit Tiwakan.

[Bangsawan] "Aku belum pernah melewati jalan ini sebelumnya…"

[Ellaroiden] "Tepat sekali. Kita harus hati-hati… Aku merasa akan jatuh…"

Alasan yang buruk mengapa mereka tidak bisa berjalan lebih cepat.

[Prajurit A] "Kalau begitu berbaring dan bergulinglah. Jika melakukannya dengan benar, maka akan lebih sedikit sakit daripada jatuh."

Kedua bangsawan tidak punya pilihan selain menahan kemarahan dan diam.

Jika kehilangan kesabaran di sini, mereka yakin para pria buas itu pasti akan mendorong mereka menuruni tangga.

Dan mereka tidak salah. Para Tiwakan adalah jenis orang yang akan dengan tenang menegur para bangsawan hanya untuk mengirim mereka meluncur menuruni tangga tanpa berkedip.

Berkat pengetahuan itu, mereka berhasil mempercepat langkah.

[Prajurit B] "Hah, apa-apaan ini? Kenapa banyak sekali orang datang ke sini?"

[Prajurit B] "Kalian gila? Bagaimana semua orang bisa bergerak di sini?"

Penjara bawah tanah membentang luas, cukup besar, tetapi lorong-lorongnya sangat sempit. Didesain untuk menyulitkan segala bentuk pelarian.

[Prajurit A] "Begitulah adanya. Aku tidak membawa semua orang ini karena mau."

[Prajurit B] "Yah, tidak semua bisa masuk."

[Prajurit A] "Haruskah kita membagi kelompok dan mengirim sebagian ke luar?"

[Prajurit B] "Terlalu merepotkan. Buang saja mereka ke ruangan kosong dan suruh menunggu."

[Prajurit A] "Baiklah kalau begitu."

Ia tidak banyak berdebat, jadi rombongan mereka akhirnya terbagi.

Ada tiga prajurit pribadi dan lima prajurit Tiwakan. Ditambah dua bangsawan, totalnya sepuluh orang yang menuju sel tempat Lyndon Kleinfelter ditahan.

[Prajurit] "Ini dia."

Pintu sel penjara yang diawasi oleh dua penjaga dibuka. Selnya sangat kecil hingga sepuluh orang jelas tidak bisa masuk.

Segera setelah sel penjara dibuka, Ellaroiden secara ajaib menemukan suaranya—menunjukkan otoritas yang jujur saja ia lupakan sesaat.

[Ellaroiden] "Sekarang setelah kedua bangsawan tua ini dan kepala delegasi berkumpul, ruangan ini tidak berbeda dengan konvensi bangsawan. Mereka yang tidak memenuhi kualifikasi harus meninggalkan ruangan."

Dan Tiwakan tidak ingin berdebat dengannya.

[Prajurit] "Jika Anda mau. Tapi kami akan membiarkan jendelanya tetap terbuka."

Itu bukan 'jendela' sebenarnya, melainkan hanya lubang di pintu tempat makanan diberikan pada para tahanan.

[Ellaroiden] "Apa maksudmu? Apa gunanya membiarkan jendela terbuka?"

[Prajurit] "Apakah Anda lebih suka saya membiarkan pintunya terbuka?"

[Ellaroiden] "Omong kosong apa itu!?"

[Prajurit] "Itulah aturan penjara bawah tanah. Jika tidak suka, Anda bisa pergi saja."

[Ellaroiden] "Sungguh konyol! Aturan apanya!?"

[Prajurit] "Oh, aturan baru. Sekarang setelah Tiwakan bertanggung jawab menjaga Kastil Nauk, kami membuat beberapa aturan baru untuk menghindari kecelakaan."

Mungkin saja prajurit ini hanya mengarang-ngarang saja, tetapi Ellaroiden tidak memiliki cara untuk mengetahuinya dengan pasti.

Tetapi ia juga tahu bahwa terus berdebat dengan mereka tidak akan berhasil. Menoleh ke belakang pada tiga prajurit pribadi yang bersamanya, Ellaroiden menghela napas.

[Ellaroiden] "....Baiklah. Buka pintunya."

[Prajurit] "Saya akan melakukannya tanpa Anda suruh. Cih."

Atas isyarat prajurit, para penjaga membuka pintu penjara yang dikunci dengan rantai.

[Ellaroiden] "Lord Lyndon Kleinfelter!"

[Bangsawan] "Apa yang terjadi? Saya tidak percaya mereka memenjarakan Anda!"

Otot wajah Lyndon Kleinfelder hampir tidak bergerak saat ia menatap mata bangsawan yang meliriknya dengan terkejut.

[Lyndon] "...Lama sekali baru datang."

Mata para bangsawan gemetar saat Lyndon menuduh mereka terlambat, tetapi penampilannya saat ini juga tidak lebih baik. Penampilannya sangat memalukannya.

Bangsawan Nauk yang sombong dan blak-blakan itu terbaring di lantai penjara, kedua tangannya rusak parah. Ada bidai yang menahannya, tetapi ikatannya dilakukan dengan sangat ceroboh, kemungkinan besar tidak dilakukan oleh dokter yang layak.

Itulah pertama kalinya mereka melihat Kleinfelter dalam keadaan yang menyedihkan.

[Ellaroiden] "Apa yang Anda katakan… Kami datang sejauh ini ke tempat berbahaya hanya untuk bertemu dengan Anda."

[Lyndon] "Kalian memang wajib datang! Tahukah apa artinya jika aku terjebak di sini!? Tiwakan akan menggulingkan seluruh kerajaan dan menelannya! Apakah kalian pikir kalian akan aman selamanya!?"

Ellaroiden tersentak mundur, menunjuk ke pintu di belakangnya.

[Ellaroiden] "Tuan, Anda harus berbicara pelan. Jendelanya terbuka."

[Lyndon] "Kau pikir aku tidak tah? Jika aku tidak tahu, artinya kau menyiratkan kepalaku hanyalah batu—tidak dibuat untuk berpikir sama sekali."

[Ellaroiden] "Tuan, apa yang Anda katakan!? Selain kami, apakah ada orang lain yang akan memihak Anda sekarang?"

[Lyndon] "Wajahmu tidak terlihat cukup tulus untuk berpikir seperti itu. Atau apakah kalian datang ke penjara bawah tanah ini dengan tangan kosong?"

[Ellaroiden] "Apa… apa yang maksud Anda…"

Tapi Lyndon Kleinfelter punya rencana.

Sekarang ia akhirnya punya pengunjung, ia tidak bisa membiarkan kesempatan ini lewat begitu saja. Lyndon mengerutkan kening, memberi isyarat kepada bangsawan yang menemani Ellaroiden untuk mendekat.

[Lyndon] "Tidakkah kalian melihat perlakuan seperti apa yang  kuterima di sini? Apa yang tidak akan kulakukan untuk sepotong roti panggang yang enak!"

Membaca suasana, bangsawan itu menyadari apa yang sedang dilakukan Lyndon dan mendekat. Ia dengan cepat mendekatkan mulutnya ke telinga Lyndon, dan ia berbisik pelan.

Baca Novel A Barbaric Proposal Bahasa Indonesia Chapter 48  Konspirasi. Baca Novel A Savage Proposal oleh Lee Yuna. Baca  Novel Terjemahan Korea

[Lyndon] '…Cepat pergi… lalu… kau harus…'

Mendengar kata-katanya, bangsawan itu terkejut mundur, mulutnya ternganga karena syok.

[Bangsawan] "Apa…?"

[Lyndon] "Jika mengerti, pergilah dan bawakan aku sesuatu yang enak untuk dimakan! Jangan bodoh dan malas! Jika sesuatu terjadi padaku, delegasi aristokrat akan tamat!"

Lyndon berteriak marah, seolah mencoba menghilangkan bisikannya. Ellaroiden tidak tahu harus berkata apa, wajahnya merah karena bingung.

[Ellaroiden] ".....Oh, begitu. Anda pasti lelah, jadi saya akan bekerja sangat keras untuk melakukannya."

Kata-kata Ellaroiden sangat patuh, matanya melebar dan suaranya meninggi.

[Bangsawan] "Oh, tapi…? Kita akan pergi begitu saja? Tapi bagaimana dengan pertemuan dewan? Kita harus membahasnya!"

Bangsawan lain menarik Ellaroiden, yang bertingkah sedikit tidak masuk akal.

[Ellaroiden] "Bukan itu masalahnya sekarang. Kepala delegasi lelah dan kepalanya seperti tidak berfungsi dengan baik sekarang, jadi kita harus mengisi perutnya dulu… Halo! Buka pintunya! Kami akan pergi!"

Pintu penjara terbuka perlahan.

[Prajurit] "Sudah mau pergi? Setelah datang sejauh ini?"

Jendelanya terbuka, jadi ia pasti mendengar semuanya, tetapi prajurit itu malah ingin sedikit menggodanya.

[Ellaroiden] "Kami sudah selesai. Sekarang cepat bawa kami keluar."

[Prajurit] "Oh, saya pikir kalian berdua pasti teman baik jika datang mengunjunginya, tapi ternyata tidak."

Kemudian, pintu terbuka dan kedua bangsawan itu tergoda untuk berlutut sebelum memulai pendakian kembali menaiki tangga.

Malam harinya, sekeranjang makanan diantar oleh Keluarga Ellaroiden ke penjara bawah tanah. Saat itulah para prajurit spontan membuat aturan baru yang melarang pengiriman makanan untuk tahanan.

Anak suruhan dari Keluarga Ellaroiden terpaksa melakukan perjalanan panjang pulang, bahunya terkulai sepanjang jalan.


Comments

Rated 0 out of 5 stars.
No ratings yet

Add a rating

Join Our Mailing List

bottom of page